Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan
pembakaran hutan dan lahan masih marak dilakukan di Sumatera dan
Kalimantan.
"Buktinya, masih banyak titik panas atau "hotspot" yang ditemukan saat
operasi darurat asap di kedua wilayah tersebut pada Minggu (13/9) malam.
Masih banyaknya hotspot ini mengindikasikan bahwa pembakaran hutan dan
lahan masih terus berlangsung bahkan hingga ke Taman Nasional. Pemadaman
berhasil dilakukan tapi pembakaran juga masih terus dilakukan," kata
Sutopo kepada ANTARA News melalui pesan singkat di Jakarta pada Senin.
Di Sumatera, hotspot ditemukan sejumlah 944 ttik yakni di Bengkulu 13
titik, Jambi 186 titik, Sumatera Selatan 542 ttik, Lampung 69 titik,
Riau 16 titik, Sumatera Barat 16 titik, Bangka Belitung dua titik dan
Kepulauan Riau tiga titik.
Sementara di Kalimantan ditemukan 222 titik panas, Kalimantan Barat
sebanyak 26 titik, Kalimantan Selatan 54 titik dan Kalimantan Tengah 142
titik.
"Saat ini asap masih menutup sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Asap pekat terdapat di Riau, Sumsel, Jambi, Kalteng dan Kalsel. Dengan
kualitas udara di Pekanbaru pada level Sangat Tidak Sehat hingga
Berbahaya, Jambi Tidak Sehat, Palembang Sedang, Pontianak Sangat Tidak
Sehat, Palangkaraya Baik," kata Sutopo.
Sekolah masih banyak yang diliburkan di Riau, Jambi, Kalbar dan Kalteng akibat tebalnya kabut asap.
Hingga Minggu malam, jarak pandang beberapa daerah tercatat sebagai
berikut: Pekanbaru 1300 meter, Rengat 200 meter, Pelalawan 300 meter,
Dumai 200meter, Jambi 350 meter, Palembang 5000 meter, Sedangkan di
Kalimantan: Banjarmasih 100 meter, Kalteng 200 meter.
"Upaya pemadaman terus dilakukan, satgas darat di Kalteng sampai hari
ini sudah memadamkan 99 hektar lahan terbakar. Di Riau 4.254 hektar
berhasil dipadamkan. Sementara pemadaman melalui udara juga dilakukan.
Di Kalteng dua heli di Pulau Pisang sebanyak 37 sorti. Di Kalsel satu
heli off dan 1 heli baru datang. Kalbar heli off karena sedang
maintenance. Di Riau heli tidak bisa beroperasi karena kabut asap.
Sumsel dua heli dikerahkan dengan 103 kali sorti. Jambi heli MI dan
pesawat Air Tractor tidak terbang, water bombing hanya dengan MI-17,"
kata Sutopo.
Sementara pemadaman dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga
dilakukan di Kalbar TMC satu ton dilakuka di Sanggau. Di Riau satu ton
dilakukan di wilayah utara Pekanbaru. Sementara di Sumsel tidak
dilakukan karena tidak ada awan.
Terkait penegakkan hukum atas pembakar lahan, saat ini di Riau sudah ada
30 orang menjadi tersangka.
"Polri melakukan penyelidikan terhadap 13 perusahaan dan 55 sudah orang
diperiksa. Di Sumsel Polri melakukan penyelidikan 13 perusahaan. Di
Jambi 25 orang tersangka. (*)
BNPB: Pembakaran Hutan Masih Marak di Sumatera-Kalimantan
Senin, 14 September 2015 9:54 WIB