Samarinda (ANTARA Kaltim) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Temindung Samarinda, Kalimantan Timur, mengimbau warga di daerah itu agar mewaspadai terjadinya kebakaran lahan.
"Saat ini, wilayah Kaltim khususnya Kota Samarinda dan sekitarnya masih dalam kondisi musim kemarau dengan temperatur udara cukup tinggi sehingga sangat rentan terjadi kebakaran, baik kebakaran lahan maupun pemukiman," ungkap Kepala BMKG Bandara Temindung Samarinda Sutrisno, kepada Antara, Kamis sore.
Pada Kamis siang sekitar pukul 13. 00 Wita kata Sutrisno, temperatur udara di Kota Samarinda mencapai 33 hingga 34 derajat celcius dan pada pukul 15. 30 Wita, turun menjadi 31 poin empat dengan kelembaban udara 63 persen.
"Sementara, untuk arah angin verhembur dari Timur dengan kecepatan sembilan knot atau 15 kiometer per jam. Walaupun suhu udara cukup panas namun kondisi ini belum masuk kategori ekstreem," katanya.
"Tetapi, kami tetap menghimbau masyarakat agar waspada sebab sedikit saja pemicunya, maka bisa menyebabkan terjadinya kebakaran. Jadi, suhu yang cukup panas seperti ini, sangat rentan menyebabkan kebakaran sehingga kami meminta warga untuk selalu berhati-hati dan menghindari berbagi pemicu terjadinya kebakaran," ungkap Sutrisno.
Musim kemarau di Kota Samarinda lanjut Sutrisno sudah berlangsung sejak Agustus dan diprediksi akan berakhir pada Oktober 2014.
"Suhu udara yang cukup tinggi itu disebabkan karena wilayah Kaltim masih masuk musim kemarau dan diprediksi akan berakhir pada Oktober 2014. Sementara, awal musim hujan diperkirakan mulai berlangsung pada awal November 2014," katanya.
"Musim kemarau di Kaltim bersifat basah yang artinya, walaupun kemarau tetapi sewaktu-watu bisa terjadi hujan. Hal itu disebabkan karena wilayah Kaltim berada di dekat ekuator," ungkap Sutrisno.
Terkait kebakaran yang melanda lahan di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto, Sutrisno mengaku tidak bisa memastikan apakah hal itu disebabkan faktor cuaca atau ada unsur kesengajaan.
"Kami tidak bisa memastikan apakah kebakaran lahan di Tahura itu disebabkan faktor alam terkait suhu udara atau sengaja dibakar. Namun, dengan kondisi udara yang panas seperti saat ini memang sangat rentan menimbulkan kebakaran," ujar Sutrisno.
Pada Selasa malam (23/9) sekitar pukul 20. 00 Wita, kebakaran melanda lahan di kawasan Tahura Bukit Soeharto an api baru dapat dikuasai Rabu dinihari (24/9).
Kebakaran di dua lokasi yakni di kilometer 21 dan 35 tersebut menyebabkan tujuh hektare lahan yang terdiri dari belukar, pohon karet dan hutan hangus terbakar.
"Kami masih melakukan investigasi terkait penyebab kebakaran itu. Jika ada bukti dibakar, kami akan proses sesuai hukum yang berlaku," kata Kepala BPBD Kaltim Wahyu Widhi Heranata.
BPBD Kaltim kata Wahyu Widhi Heranata meminta BPBD Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda agar tetap bersiaga, mengantisipasi kebakaran di daerah itu.
"Walaupun sudah berhasil dipadamkan, namun kami meminta BPBD kabupaten/kota tetap bersiaga. Saat kebakaran di kawasan Tahura Bukit Soeharo tadi malam sampai Rabu dinihari, kami telah meminta BPBD Kota Samairnda untuk membantu dengan mengerahkan mobil pemadam berkapasitas 20 ribu liter," ujarnya.
"Kami di Kaltim masih tetap bersyukur sebab masih dalam kondisi cuaca kemarau basah dibanding sembilan daerah lain yang bersifat `high risk` atau berisiko tinggi. Namun apapun itu, kami tetap waspada," ungkap Wahyu Widhi Heranata. (*)
BMKG Imbau Warga Samarinda Waspada Kebakaran Lahan
Kamis, 25 September 2014 17:33 WIB